Friday, October 12, 2018

Janjiku

0

Telah terucap sebelum waktunya.
Dan menunggu sejengkal waktu.
Aku akan bersamamu.
Dimana aku yang akan jadi makmummu.

Wahai calon imamku.
Engkau tau bagaimana aku.
Tentang kekuranganku.
Bahkan aku tak mempunyai kelebihan seperti mereka.

Mereka yang bersolek secantik mungkin.
Memperindah perhiasannya.
Memperelok lekuk tubuhnya.
Mempercantik dunianya.

Wahai calon imamku.
Kau tau aku tak sepandai mereka.
Bak ratu yg mulia.
Bahkan lebih dari itu.

Aku hanya ingin menjadi makmummu.
Mengamini semua do'a baikmu.
Melebarkan sajadah bersamamu.
Memperindah hidup bersamamu.

Wahai calon imamku.
Aku hanya ingin ridhoNYA melaluimu.
Perantara yang halal untukku.
Dan surgaNYA bersamamu..

Cikotawa
12/10/18

Tuesday, November 7, 2017

Dawai gitar

0

Dawai gitar yang terpetik oleh jari-jemari.
Melantunkan cerita yg sederhana namun menjerat hati..
Aku dengar nada-nadanya yg ber irama..
Dawai gitar yang termainkan..

Syair-syair yang mengolah kata..
Ingin tertawa dan menangis..
Kepada sang penyair berwaja dua...entah harus berawal dr mana...

Ingin ku ulurkan tanganku namun aku tak mampu..
Karena aku tau, aku tak sempurna..
Hati dan fisik...
Serta pangkat yg tak aku miliki,,seperti yg ada..

Dawai gitar yang termainkan..
Ingin sekali aku yang memainkanmu..
Dan ku lantunkan nada-nadaku..
Walau tak seelok nada sang penyair...

Dawai gitar yang terpetik oleh sang penyair..
Lagu malam yg mendendang..
Pesan-pesan yg tersembunyi oleh telinga...
Ingin sekali aku memetik sampai jari berdarah...

Saturday, September 30, 2017

Engkau adalah Serpihan Sayap Malaikat yang Hilang

0


Sesuatu yang terbentang.
Dari titik menjadi garis.
Dari sudut lalu mendekat.
Terwujud sayap yang hilang sebelah.
Dengan langkah kaku ku.
Di atas tungku membara.
Secarik kertas yang ku pegang.
Berisikan tentang eja'an gelapku.
Aku mendekatimu.
Sobekan luka yang tergambar di punggungmu.
Apakah itu lukamu?.
Apakah itu sakit jika aku menyentuhnya?.
Dengan bodohnya.
Aku menyentuhnya tanpa izinmu.
Itu membuatmu tersenyum pedih.
Yang engkau lontarkan kehadapanku.
Sayapmu terlihat basah oleh luka.
Hendak kemana engkau akan terbang.
Jika seperti ini adanya.
Engkau boleh tinggal sejenak.
Aku tak akan menyentuh sayap basahmu itu.
Kibaskan hingga mengering.
Dan terbanglah ke arah yang engkau tuju.
Lalu aku akan pergi juga.
Dengan memegang secarik kertas.
Berisikan tentang eja'an gelap ku.
Namun satu helai sayapmu.
Masih saja tertuju pada ku.
Dengan pena yang kering aku tuturkan.
Bahwa aku ingin sekali.
Berada di keberada'anmu tanpa tersobek luka.
Dan melukis indahnya sayapmu.
29/09/17
By: cikotawa

Wednesday, August 30, 2017

Rayuan hujan untuk batu

0

Kenapa ini berlanjut.
Kenapa hujan mengguyur bebatuan.
Yang akhirnya menciptakan lubang-lubang kecil.
Mengkoyak kekerasannya.

Seharusnya batu itu tetap keras.
Hingga akhirnya tak akan rapuh.
Lubang-lubang kecil yang tercipta.
Oleh hujan menyisakan duka.

Mungkinkah sudah saatnya batu itu rapu.
Seiring musim mendatang.
lubang-lubang yang tercipta.
Akhirnya sirna tanpa kehangatan.

Tak akan tersisa sebuah ukiran di wujudnya.
Hanya lubang yang ia dapat.
Dari gemerusuk hujan.
Yang merayunya untuk tidak merasakan wujud aslinya.

Sunday, August 27, 2017

Dimensi

0

Aku ingin mengisi lembar kertas usangku.
Dengan setiap bait tentangmu.
Namun, kau lebih dulu mengisi.
Dari apa yang tak aku ketahui.

Aqw ingin mengisi setiap catatanku.
Yang tersimpan dalam dimensiku.
Hal dimana aku bisa bercengkeramah dengan diriku di sana.
Tanpa ada yang meragukan kataku.

Setiap fisik ku yang terlukai akan sembuh.
Dengan seiring waktu.
namun, Hatiku terasa lebur.
Entah berwujud atau menghilang.

Aku terjatuh berkali-kali.
Ketika aku berdiri tegap menghadap satu cahaya.
Dia lentera dimensi yang aku huni.
Dia satu-satunya dunia pelarianku.

Aku tertawa dengannya.
Aku bertanya dengannya.
Aku menangis dengannya.
Aku, hanya kau dan aku.

Lentera bersumbu hijau yg aku huni.
Hanya itu yg aku miliki saat ini.
Setiap luka yang di ciptakan seseorang untukku.
Aku harap kau bisa menerangiku.


Friday, August 18, 2017

Rindu

0

Kejenuhan membalut rindu..
Sekejap bayangannya mendekapku..
Dalam rindu..
Aku berkeluh kesah padaMU.

Setitik asa ingin aku usaikan..
Dalam do'a dan usaha..
Namun, semua tak berarti..
bila tak terkehendaki olehMU..

Dalam hati tertoreh banyak kata.
Ingin ku tuaikan kedalam nada.
Dalam hati tertoreh banyak kata.
Siapa aku bila tanpaMU.

Rinduku semakin menjadi.
Namun aku takut akan kekotoranku.
Layak kah bila aku menghadapMU.
Dg lumuran yang aku ciptakan untukku.

Kejenuhan membalut rindu.
Ketika titik-titik air menjadi embun.
Bisakah engkau usaikan ini untukku?.
Aku rindu, aku rindu, akan keusaianku.

Wednesday, August 2, 2017

Antara apotik dan toko plastik

0

Jauh sebelum bulan puasa, tiba-tiba dua sahabat itu bersepakat untuk berlibur. Namun, keduanya masih sibuk.
Sebut saja moteng (monyet ganteng) Dan molek (monyet jelek).
Alhasil mereka menyenggangkan waktu usai lebaran, tepat hari sabtu. Mereka berencana pergi ke pantai. Sewaktu di jalan kekonyolan demi kekonyolan yg mereka ciptakan membuat keduanya lepas kendali. Saat memasuki area pantai, moteng merogoh saku untuk mengambil uangnya. Tp, moteng tak menyadari biaya masuk area hanya 5000Rp. Sambil clingak-clinguk dia kebingungan. Karena dia membayar 10000Rp. Molek hanya tertawa melihat kelakuan moteng dan sesekali menggoda moteng. Setelah memasuki area pantai, mereka memarkir kendaraannya. mereka berjalan menyusuri tepi pantai sambil gandengan tangan, *teng Capek teng, cari tempat duduk yuk!! * ajak molek.
Mata mereka tertuju ke suatu tempat yg mereka anggap teduh. Lalu mereka duduk dan memainkan hanphone.
*mas, mau pesen apa? Es apa makanan? *tanya si penjual..
Moteng dan molek hanya memesan es untuk menghilangkan dahaganya.
Sambil berceloteh menukar cerita mereka, sesekali moteng membuat molek malu. Tiba-tiba terdengar oleh mereka *barang siapa yg kehilangan kunci motor tolong di periksa dahulu. Karena kami menemukan dua kunci motor*.
Sontak saja mereka berdua merabah-rabah saku masing-masing. Mereka kaget bukan main karena tak di dapati apa yg mereka cari.
*yaudah kamu tunggu sini aja, aku yg cari. Jangan sedih donk.. Bentaran kok* (sambil mencubit hidung molek).
Molekpun tersenyum dg rasa cemas..
Agak lama molek menunggu moteng. Dari kejauhan motengpun terlihat kebingungan dan putus asa.
*gimana? Ketemu nggak? * tanya molek.
*nggak ketemu (sambil kebingungan). Brukkkkkk... Moteng terduduk sambil meraih es lalu meminumnya.
*trus gimana? * (molekpun bertanya lagi sambil menyuruh moteng berdiri dan merogoh saku moteng, siapa tau dia hanya jail).
*benar-benar nggak ada* kata molek.

Lalu mereka terdiam dan sesekali mereka berfikir yg tidak-tidak...lalu moteng menyuruh molek berdiri. Tanpa mengela perintah, molekpun berdiri dan mereka hanya melongo melihat barang yg di cari-cari tadi diduduki oleh molek. Motengpun ingin memukuli molek karena kepanikannya. 😁😁.

Lalu mereka pulang.. Eeiittsss.. Belum sampai situ. Mereka sholat dulu lalu pergi lagi ketempat lain. Namun, waktu berjalan dg cepat. Akhirnya mereka pulang. Sebelumnya molek sudah bercerita pada moteng, bahwasanya kalau dia memakai helm dia bakal tuli kalo di ajak ngobrol. Lebih kurang ajarnya moteng mengetes ketulian molek dg pertanyaan-pertanyaannya. Moteng cengingisan tanpa sepengetahuan molek karena dr tadi di ajak bicara ke sono jawabnya ke situ..

Tak lupa akan perutnya yg kosong akhirnya mereka berhenti di rumah makan dan memakan bakso.
*sudah sore, ayo pulang! * ajak moteng.
*ha ayyo* respon molek.
Sebelum pulang, moteng membalikan arah motornya dan breemmmmm!!! Eitss..
Moteng ketauan temannya. Terbesit untuk mengambil jalan pintas dan menyuruh molek memakai masker.
*oke, siiiiap!! * ujar molek.
*emang mau nyari apa teng? * tanyanya.
*ke apotik dulu baru pulang* jawab moteng.
Daannnn ssrrrrrkkkkk!!...motorpun berhenti. Lalu moteng turun dan memasuki toko.
*(loh katanya mau ke apotik tp kok malah masuk ke toko plastik. Monyet lupa kali ya)* gerutu molek Sambil ketawa.
Namun, moteng tak sadar bahwa yg ia masuki itu toko plastik. Dg raut wajah yg memerah ia tertawa sambil mencari kain penutup mukanya.
*Benar saja salah, lah apotiknya aja bersebelahan sama toko plastik*. Elak moteng.
*ealaaaah edan, kesambet syaiton mana sih kok bisa oleng kayak gini, masak mau ke apotik masuknya ke toko plastik. Nah, ini jg kainyya kan udah kepakek di leher masih aja di cari'in* omel molek sambil ketawa terbahak-bahak.
Mereka tertawa terbahak-bahak karena kekonyolan mereka.
Tidak berhenti di situ.
Motengpun minta di bonceng molek. Karena waktu sudah hampir senja, molekpun mengalah dan molekpun keberatan karena yg diboncengnya bukan bobot monyet lg, namun berasa seperti anak kingkong yg beratnya mintak ampun...

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net